Thursday, January 24, 2008

Etika Online Bagi Penulis Online

Penjabaran tentang etika online tidak lepas dari pemahaman kita terhadap etika di dunia nyata, seperti etika profesi, etika jurnalistik dan etika kehumasan atau public relations.

Dibawah ini adalah beberapa hal yang patut dipahami dan dicermati bagi setiap insan penulis online. Sehingga diupayakan ada pemahaman yang terpisah antara penulis yang dalam arti yang sebenarnya dengan pencuri gagasan yang populer di dunia maya.
Sebagi penulis online setidak-tidaknya kita sudah memahami tentang adanya "netiket" atau etika online secara umum yang selama ini sering didiskusikan melalui berbagai forum online. Hal ini perlu kita cermati karena semakin banyaknya informasi yang dapat diperoleh oleh seorang pembaca dan pengunjung situs, akan membuat dirinya memilih informasi yang dianggapnya dapat dipercaya. Bukankah kita ingin agar mereka mengunjungi situs kita untuk mengetahui informasi yang telah kita susun dan siarkan? Lalu bagaimana bila ternyata tulisan kita dianggap tidak orisinil dan miskin gagasan baru? Akibatnya pembaca akan mencari sumber informasi lainnya tanpa pernah kembali ke situs kita.

Jangan Mencuri Hasil Karya Orang Lain (Plagiarism)
Sebagai penulis online, hendaknya kita memahami Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Menulis adalah pekerjaan yang tidak gampang. Bagaimana perasaan kita sebagai penulis bila seseorang menyalin mentah-mentah hasil karya tulisan kita dan menyebarkan ke publik sebagai hasil karyanya? Bila hal ini dilakukan, maka sama halnya dengan pencuri!
Bila ingin mendapatkan literatur ataupun referensi dari halaman situs lain, gunakan hyperlink. Hal ini sama dengan bila mengambil referensi di dunia nyata, yaitu selalu mencantumkan saduran maupun referensi dari sumber informasinya. Bila kuatir kehilangan halaman situs yang akan menjadi link, selalu upayakan memberikan informasi tentang penulis dan referensinya.

Keterbukaan
Selalu berniat untuk memberikan informasi tentang cara memperoleh informasi. Juga upayakan membuat alasan atau keterangan tertulis mengenai motivasi kita dalam menuliskan sebuah artikel atau gagasan. Apabila situs atau blog mendapatkan santunan dari sebuah institusi atau organisasi tertentu, alangkah baiknya hal ini disampaikan kepada pembaca. Pembaca berhak tahu tentang hal ini, dan tentunya keterbukaan tersebut membuat kredibilitas penulis online semakin diakui. Jangan sampai ada 'pesan dibalik pesan'.

Tidak Menerima Hadiah Dalam Bentuk Apapun
Penulis online sebaiknya menghindari konflik kepentingan dan keberpihakan. Menolak suatu pemberian berupa hadiah atau uang dari narasumber adalah salah satu caranya. Apabila narasumber memberikan referensi atau literatur untuk memperkuat informasi yang akan dituliskan, sesegera mungkin mengembalikannya kepada narasumber. Bila ternyata pemberiannya sebuah buku, alangkah baiknya buku tersebut didonasikan kepada sekolah atau perpustakaan umum. Apabila kita dibayar oleh sebuah perusahaan untuk menyebarkan informasi melalui sebuah situs, biarkan pembaca mengetahui bahwa kita memang disewa atau dibayar untuk menuliskan informasi tersebut. Lain halnya bila kita menulis tanpa memberikan nama asli (anonymous), paling tidak pembaca mengetahui latar belakang kita sebagai penulis yang membuat mereka dapat menilai kredibilitas kita.

Sampaikan Kebenaran Dengan Data Akurat
Jangan sekali-kali menuliskan sesuatu hanya bermodalkan perkataan dan atau opini orang saja. Sebuah pernyataan belum tentu memiliki kebenaran. Reportase kepada lebih dari satu orang akan menambah akurasi kebenaran informasi yang akan kita sampaikan. Sebaiknya hal tersebut diperkuat lagi dengan menyediakan data tertulis, misalnya bukti e-mail atau SMS dari narasumbernya. Hal ini dilakukan agar dipandang dari aspek hukum dapat dipertanggung jawabkan.

Berlaku Jujur
Kejujuran dalam menuliskan sesuatu adalah satu hal yang penting. Dengan demikian kita selalu menghormati pembaca situs kita. Jangan sampai terjadi pembaca meragukan kredibilitas kita sebagai penulis. Berikan informasi tentang latar belakang kita sebelum mereka menanyakannya.

Adil Terhadap Narasumber
Jangan pernah memperlihatkan kekuatan seorang jurnalis. Sebaiknya hindari niat untuk mengancam maupun menjelek-jelekkan seseorang atau organisasi untuk kepentingan tertentu. Sebaiknya selalu memiliki niat adil Berlaku adil terhadap narasumber lebih baik dibandingkan menerima pemberian hadiah dalam bentuk apapun dari narasumber tersebut.


*Disadur dari :
-Robert Niles pada Online Journalism Wikis
-The Weblog Handbook-Rebecca's pocket

Wednesday, January 23, 2008

Simplify Your Words

Oleh : Ponijan Liaw - National Bestselling Author of Communication & Zen Series

It's important to talk to people in their own language. If you do it well, they'll say, "God, he said exactly what I was thinking." And when they begin to respect you, they'll follow you to the death.
Lee Iacocca

Banyak orang yang lupa (atau pura-pura lupa) menyederhanakan kosa kata yang digunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Tidak menyadari latar belakang gaya bahasa, istilah dan kebiasaan berbahasa orang yang diajak berkomunikasi. Bahasa kantor yang sangat teknis dan njlimet menghiasi percakapan mereka. Sekali pun orang yang diajak bicara telah mengernyitkan dahi ketika mendengarkan mereka, malah ada yang merasa bangga bahwa mereka telah menggunakan bahasa formal nan tinggi sehingga orang-orang mungkin saja menganggap mereka sebagai kaum intelektual.

Dalam kaitan ini, dulu pernah ada sebuah karikatur yang menyindir rencana penyediaan tenaga pendidik bergelar Doktor (S-3) untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD). Karikatur itu jika dinarasikan kira-kira seperti ini:

Doktor : Selamat Pagi Anak-anak.
Murid SD : Selamat Pagi Pak Guru (dengan nada khas anak-anak)
Doktor: Anak-anak, pagi ini Bapak akan mengajar tentang Konflik Sosial. Seperti kita ketahui bahwa konflik sosial, baik yang horizontal mau pun vertikal akhir-akhir ini menunjukkan eskalasi pertumbuhan yang semakin mengkhawatirkan. (murid-murid mulai pusing dengan istilah-istilah sang doktor).
Sekarang, agar konflik sosial tersebut tidak mengkristal menjadi permanen sehingga sulit diatasi, harus ada solusi integratif dan komprehensif untuk mengatasinya. Sedapat mungkin menggunakan pendekatan win-win solution.

Tentu dapat dibayangkan bagaimana kondisi struktur kognitif anak-anak SD saat menerima ‘kuliah' sang Doktor. Bingung !

TIPS

Supaya komunikasi kita lancar, bahasa dan segala istilah teknis harus dapat disederhanakan sedemikian rupa agar pendengar atau siapa saja yang sedang melakukan konversasi dengan kita dapat menangkap esensi kalimat kita. So, tidak perlu show off melalui penggunaan kata-kata keren namun membingungkan.



---------------------------------------

Untuk referensi lebih lanjut, silahkan baca 2 buku penulis lainnya tentang komunikasi:

1. The Art of Communication that Works - Komunikasi yang Berhasil

2. Understanding Your Communication Styles - Memahami Gaya Komunikasi Anda


Thursday, January 17, 2008

Bukan Belanja Iklan, Tapi Maksimalkan PR

PERTENGAHAN tahun 2003 lalu, Philip Kotler pernah melontarkan gagasan kepada para bisnisman, agar mulai memindahkan lebih banyak anggaran iklan untuk mendanai operasional Public Relations (selanjutnya baca: PR).

Menurutnya, belanja iklan di tengah maraknya saluran informasi, televisi, koran, dan radio, sudah tidak lagi efektif sebagaimana lima tahun sebelumnya. Sebab, pemirsa dengan mudahnya memindahkan chanel saat iklan diputar. Lain dari itu, Kotler juga mengatakan, ada sembilan dari sepuluh konsultan PR besar di dunia sekarang ini ternyata dimiliki oleh biro-biro iklan.
Dengan kata lain, gagasan Kotler itu ingin mengatakan bahwa hubungan antara perusahaan dengan pihak luar, - baik menyangkut produk maupun citra perusahaan, sangat ditentukan oleh peranan PR yang dikelola suatu perusahaan dengan peranan PR-nya.

Rasanya, gagasan Kotler tersebut akan terjawab meyakinkan melalui buku ini. Melalui keseriusan riset dan pengalamannya bertahun-tahun sebagai akademisi dan praktisi PR, Kusnadi Suhandang ingin menekankan pentingnya paradigma baru memandang seluk beluk PR mulai dari konsep dasar, visi, dan implementasinya.
Sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, PR berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan, organisasi sosial, atau jawatan pemerintah, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat. (halaman 46).

Minimal ada dua fungsi utama PR yang utama dalam perusahaan. Pertama, PR bertujuan mendapatkan dan menambahkan penilaian serta jasa bagi perusahaan. Kedua, secara defensif berusaha menjadi sarana pembelaan diri terhadap pendapat negatif tatkala menerima penyerangan yang tidak wajar dari pihak luar. (Sementara perusahaan tersebut tidak melakukan kesalahan) .

Pada tataran praksisnya, implementasi PR mengarah pada tiga bidang kerja, yakni marketing, publishing dan dokumentasi. Pada dua bidang marketing dan publishing mungkin memang demikian fungsi PR. Tapi, kenapa dokumentasi dimasukkan sebagai salah satu komponen dari fungsi PR?

Dari sini, Kustadi ingin mempertegas bahwa posisi PR yang notabene adalah penyambung lidah perusahaan tidak hanya bertugas sebagai chanel of information (saluran informasi), melainkan juga merupakan jembatan yang menghubungkan saluran informasi dari publik ke dalam perusahaan.
Adapun kewajiban PR adalah melaksanakan kebijakan manajer perusahaan dalam memperkenalkan produk barunya dan mempengaruhi masyarakat yang akan memakai barang atau jasa (produksi) yang baru tersebut.
Sedangkan terhadap pihak internal perusahaan, PR mempunyai kewajiban memberikan penjelasan tujuan dari setiap kebijakan agar semua pihak merasa terpanggil dan mau menyukseskan program perusahaan sesuai dengan visi manajer (halaman 62).

Dari sini terlihat, PR mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua arah ini, tugas terberat PR adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik melalui sarana yang positif berupa, public understanding (pengertian publik), publik confidence (kepercayaan publik), public support (dukungan publik) dan public cooperation (kerja sama publik) (halaman 180)
Lekatnya bidang PR dengan dunia komunikasi, secara otomatis mengarahkan proses komunikasi PR berhadapan dengan dua bentuk hubungan yang berbeda strateginya, yakni hubungan secara psikologis dan hubungan sosiologis dengan publik. Yang pertama, kegiatan PR dihadapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan opini publik dan proses persuasi. Sementara yang kedua dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi massa, human relations dan group relation.
Kompetisi dalam pasar bebas sekarang sangat erat kaitannya dengan maraknya media massa, koran, radio, televisi dan internet. Media massa bagi PR bukanlah sekadar mitra kerja yang sifatnya sementara, melainkan bersifat permanen.

Saking pentingnya media massa, penggelola PR dituntut untuk mengenal dunia pers sebagaimana para wartawan bekerja. Mulai dari soal penyampaian materi konferensi pers, editor bahasa teks realese, materi hingga style siaran radio/televisi, semuanya menjadi bagian keseharian dalam dunia PR.
Kustadi memberikan paparan mengenai fungsi media massa sebagai medium penghubung antara perusahaan dan pihak luar dengan mengedepankan asas profesionalitas dan etika media massa.
Maka, jelaslah siapa pun orangnya yang bekerja dalam PR bukan hanya berfungsi menjalankan tugasnya sebagai bawahan direktur atau manager, melainkan juga harus bisa menjalankan pekerjaan sebagai jurnalis bahkan biro iklan yang handal. Uraian mengenai seluk beluk media massa serta cara kerjanya, secara panjang lebar akan kita dapatkan dalam buku ini.

Wacana PR dalam dunia bisnis sekarang ini tampaknya harus terus dikembangkan secara dinamis baik dalam tataran akademis maupun praksis di perusahaan dan organisasi manapun. Fungsi PR sekarang ini bukanlah sekadar formalitas untuk menampung pengangguran di sebuah perusahaan.
Sebab, berhasil atau tidaknya suatu perusahaan terutama dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak sangat bergantung dari misi PR yang dijadikan aparatnya.

Maraknya media massa sebagai medium penghubung menuntut berbagai perusahaan-perusahaan skala menengah dan skala atas di Hong Kong, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa saat ini melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan produktivitasnya dengan memaksimalkan PR, ketimbang sekadar memanfaatkan iklan di berbagai media massa.

Di Indonesia, wacana PR mungkin masih kurang semarak ketimbang negara-negara di atas. Salah satu sebabnya karena PR (sebagai ilmu pengetahuan; sistematis/ilmiah) masih sangat muda usianya. Sebelumnya istilah PR masih terbatas dalam diskursus terbatas dan tidak tersistematisasi.
Bisa dimaklumi jika kemudian banyak orang kita masih menganggap PR tidak terlalu penting dibicarakan secara komprehensif dan mendetail. Wajar pula PR selama ini wacana PR ditempatkan pada posisi yang tidak semestinya, sehingga sering kita dengar banyak para pengusaha di Indonesia pun masih banyak mementingkan sarjana lain ketimbang sarjana PR untuk mengisi lowongan Kepala Humas atau PRO (Public Relations Officer) di perusahaanya.

Akhirnya, tidak sia-sia usaha Kustadi menulis panjang lebar wacana, visi dan arahan praktis bidang Public Relations ini. Sekalipun penulisan Kustadi mengambil gaya penulisan era 80-an yang kurang efektif karena di sana-sini banyak pengulangan pokok bahasan, namun buku ini tetap enak dibaca sebagai konsumsi pengetahuan.
Bukan sekadar pengetahuan normatif yang abstrak, tapi di dalamnya memuat inspirasi-inspirasi yang menyegarkan. Bagi pengelola perusahaan atau organisasi sosial tentu amat penting dijadikan salah satu bacaan.

Sumber : Buku Public Relations: Kajian, Program dan Implementasi

Blogging Semudah Mengirim Email

Siapa bilang blogging itu sulit? Cukup bermodalkan akses internet dan ponsel kelas2.5G kita sudah dapat melakukannya semudah mengirim email. Manakala kita sedang berlibur di Bali atau terjebak di kemacetan jalan Ibukota, saat itu juga kita dapat dengan mudah mencatat peristiwa dan menyiarkannya di Internet.

Pilihan ponsel 2.5G dengan fasilitas GPRS atau W-CDMA dengan harga terjangkau kini sudah mudah kita peroleh di setiap gerai toko telepon seluler.

Pilihan akses internet bergerak dapat kita peroleh dari provider seluler manapun. Setelah itu tinggal memikirkan kebutuhan aksesnya berdasarkan waktu atau kapasitas datanya.

Dengan asumsi memiliki blog di blogger.com, pengaktifan email tujuan sebagai alamat pengiriman artikel dapat dibuat pada tab Setting lalu pilih menu Email. Alamat email yang akan kita peroleh menggunakan domain blogger.com. Pada saat kita ingin menyiarkan artikel atau berita ke blog kita, cukup membuka aplikasi email client dengan menggunakan alamat email tujuan ini.









<-- Klik gambar untuk memperjelasnya

Sunday, January 6, 2008

Bagaimana Membangun Komunikasi Dua Arah

Lalu lintas dua arah seringkali menimbulkan kemacetan, terutama di daerah yang padat kendaraan. Tetapi, tidak demikian dengan komunikasi. Komunikasi dua arah justru memperlancar hubungan di berbagai bidang, baik di tempat kerja maupun di rumah. Membangun komunikasi dua arah memang tidak mudah, tetapi siapa tahu dengan menyimak yang berikut, Anda pun bisa melakukannya.

APAKAH PERLU KOMUNIKASI DUA ARAH?

Untuk mengetahui apakah Anda memang perlu membangun komunikasi dua arah, coba jawab beberapa pertanyaan berikut.
• Apakah anak buah atau bawahan Anda sering datang kepada Anda dan secara nyaman menyampaikan ”unek-unek” mereka?
• Apakah Anda dan tim Anda bisa saling menerima kritik tanpa mengambil sikap defensif?
• Apakah Anda tahu rasa frustrasi, masalah, keinginan, minat anggota tim Anda?
• Apakah Anda sering menanyakan pendapat atau masukan dari anggota tim tentang suatu keputusan yang akan Anda ambil?
• Apakah dalam rapat dengan tim, ada kebebasan menyatakan pendapat, memberi usulan dan saran?
Jika sebagian besar jawaban Anda adalah ”tidak”, maka kemungkinan besar Anda perlu membangun komunikasi dua arah. Namun, jika sebaliknya, jawaban Anda kebanyakan adalah ”Ya”, Anda telah memupuk terjadinya komunikasi dua arah, namun tidak ada salahnya untuk menyimak beberapa kendala komunikasi dan usulah strategi komunikasi berikut.

KENDALA KOMUNIKASI
Roger Neugebauer dalam artikelnya ”Communication: A two-way Street” mengungkapkan beberapa kendala yang sering dialami oleh sebuah organisasi dalam berkomunikasi dua arah.
Protectiveness (Perlindungan). Pimpinan seringkali tidak memberitahukan informasi tertentu pada karyawannya atau timnya karena takut akan menyakiti hati karyawan. Alasan lain adalah bahwa pimpinan menganggap bahwa informasi tersebut harus dilindungi, dan bukan untuk konsumsi karyawan karena karyawan tidak akan mungkin mengerti apa yang akan disampaikan. Demikian pula dengan karyawan, mereka sering tidak menyampaikan informasi tertentu kepada pimpinan untuk melindungi dirinya dari tindakan pemecatan atau peringatan. Mereka takut jika informasi disampaikan maka pimpinan akan marah, lalu mendiskreditkan mereka, memberikan penilaian yang negatif terhadap mereka (sehingga berdampak pada kenaikan gaji yang kecil), atau bahkan yang paling ekstrem adalah memecat mereka.
Defensiveness (Pertahanan). Selain menahan informasi, seseorang juga bisa saja tidak mau menerima informasi (menolak untuk mendengar informasi yang disampaikan). Hal ini terjadi jika mereka sudah membentuk emosi negatif terhadap orang yang memberi informasi, mungkin karena orang tersebut telah merendahkan dengan kata-kata yang menyakitkan. Hal ini membuat ia merasa ”diserang”, sehingga secara alami, orang yang merasa diserang tersebut membangun benteng pertahanan dengan menahan informasi yang masuk. Ia menganggap informasi tersebut juga akan membuatnya sakit hati. Misalnya saja ada Pak Arief yang memberi komentar kurang baik tentang prestasi seorang anak buahnya. Anak buah Pak Arief cenderung merasa bahwa masukan tersebut ”menyerang” harga dirinya, egonya, dan kualitas kerjanya. Padahal sebenarnya Pak Arief hanya ingin memberikan masukan untuk perbaikan, tetapi masukan ini disampaikan dengan kata-kata yang tidak dipikirkan dulu penyampaiannya. Ketika merasa diserang maka anak buah Pak Arief cenderung akan marah, dan menutup ”telinga” terhadap informasi lainnya yang mungkin saja berguna untuknya (misalnya: informasi mengenai strategi memperbaiki kinerjanya).
Tendency to evaluate (Kecenderungan untuk menghakimi). Jika mendapat informasi dari seseorang mengenai keburukan orang lain, pimpinan cenderung mengambil sikap yang mengevaluasi tanpa mengumpulkan data yang lengkap sebelum berkomunikasi dengan orang yang dibicarakan tersebut. Karena terpengaruh oleh pandangan satu orang, pimpinan langsung membentuk opini tertentu dan mengambil keputusan sepihak tanpa melibatkan orang-orang yang terkait, dan tanpa mengumpulkan fakta lapangan yang cukup. Ini bukanlah merupakan komunikasi dua arah, tetapi komunikasi satu arah, atau bahkan bisa dikatakan bahwa tidak terjadi komunikasi sama sekali.
Narrow perspectives (Perspektif yang sempit). Karena jarang meninjau pekerjaan orang lain, atau keluar dari lingkungan pekerjaan sendiri, seseroang seringkali dibatasi pada cara pandangnya sendiri. Ia tidak mencoba melihat dari sudut pandang orang lain. Pimpinan yang sering mengambil keputusan besar yang menyangkut keputusan keuangan dan strategi operasional secara umum, seringkali tidak mempertimbangkan detail pelaksanaan pekerjaan dan sudut pandang para pekerjaan. Sebaliknya, para karyawan, seringkali hanya melihat suatu masalah dari sudut pandangnya sendiri (kepentingan individunya semata, tanpa mencoba memahami sebuah situasi dari sudut pandang yang berbeda). Sempitnya perspektif inilah yang sering menyebabkan konflik (tiap orang hanya melihat dari sudut pandang sendiri, dan tidak mencoba memahami orang lain). Sebagai contoh, keputusan seorang pemimpin untuk membatasi percakapan telepon selama tiga menit saja, dianggap sebagai keputusan yang tidak populer, apalagi untuk bagian marketing yang sering kali menggunakan telepon untuk berhubungan dengan calon pelanggan atau pelanggan yang ada.
Mismatched expectations. Peter Drucker mengatakan bahwa pikiran manusia seringkali hanya membatasi informasi yang cocok dengan ekspektasinya Jika, ternyata informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka orang tersebut cenderung tidak termotivasi untuk mendengarkan informasi yang disampaikan. Misalnya: jika dalam rapat-rapat ternyata seringkali tanggapannya tidak diperhatikan, maka karyawan cenderung enggan menyatakan pendapat, karena ia beranggapan percuma saja menyampaikan pendapat, karena biasanya juga tidak ada follow-up-nya. Demikian pula dengan pimpinan, yang sering mendengarkan pendapat karyawan yang dianggapnya tidak relevan dengan keputusan yang akan diambil. Pimpinan tersebut cenderung tidak mendengarkan pendapat dari orang tersebut di waktu-waktu yang berikutnya.
Insufficient time. Alasan lain adalah keterbatasan waktu untuk menyampaikan informasi secara menyeluruh. Karena kegiatan rutin yang harus diselesaikan dengan segera, seringkali waktu berkomunikasi dilupakan, atau komunikasi dilakukan dengan tergesa. Akibatnya, informasi yang disampaikan kepada orang lain pun tidak lengkap. Dampaknya adalah orang lain hanya menerima sebagian informasi (tidak utuh), sehingga ada kemungkinan informasi tersebut salah dipahami.

MEMBANGUN KOMUNIKASI DUA ARAH
Setelah memahami berbagai kendala yang menghambat terjadinya komunikasi dua arah, kita akan lebih mudah untuk menyusun strategi guna membangun komunikasi dua arah tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dicoba.
Mendengar. Dalam komunikasi dua arah, ada yang berbicara, dan ada yang mendengar. Yang sering terjadi adalah tiap pihak saling menunggu kesempatan untuk berbicara tanpa meluangkan waktu untuk mendengar apa yang disampaikan pihak lain (karena ia sibuk menyiapkan apa yang akan disampaikan). Seringkali, banyak permasalahan dapat terselesaikan justru bukan karena seseorang menjadi pembicara yang handal, melainkan karena ia bersedia memahami orang lain dengan cara mendengarkan dengan saksama apa yang disampaikan (keluhan, masalah, keinginan, harapan). Informasi yang didengar inilah yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya untuk menyelesaikan masalah.
Terbuka. Untuk mendorong tiap pihak untuk saling terbuka, seorang pimpinan hendaknya tidak menghukum orang yang menyampaikan pendapat, masalah, atau perasaannya. Keterbukaan bisa juga dibuatkan wadahnya, yaitu melalui bulletin board, kotak saran, atau media antarkaryawan. Karyawan yang menyampaikan pendapat atau ide yang bisa dimanfaatkan perusahaan, bisa diberikan hadiah, atau penghargaan. Demikian juga dengan karyawan yang bisa mengidentifikasi atau mengantisipasi masalah serta mengusulkan alternatif pemecahannya.
Menyamakan persepsi. Komunikasi dua arah sering terhambat karena adanya perbedaan persepsi terhadap suatu masalah. Dengan demikian, dalam berkomunikasi, ada baiknya disampaikan juga latar belakang pemikiran dari ide yang disampaikan, sehingga orang lain juga bisa memiliki persepsi yang sama, berangkat dari persepsi yang sama, atau paling tidak memahami persepsi orang yang menyampaikan informasi tersebut. Jika pemahaman sudah tergalang, maka komunikasi dua arah akan lebih mudah mengalir.
Komunikasi empat mata. Banyak juga karyawan yang enggan menyampaikan pendapat karena sungkan berbicara di hadapan banyak orang, padahal mungkin saja karyawan tersebut memiliki ide yang brilian. Seorang pimpinan bisa mencoba melakukan komunikasi dua arah terhadap anak buahnya secara regular untuk memahami kebutuhan, ekspektasi, masalah mereka. Dengan komunikasi empat mata, bawahan mungkin saja lebih nyaman menyatakan pendapat atau menyampaikan permasalahan yang ditemuinya di lapangan. Jadi, komunikasi empat mata penting untuk dilakukan dengan lebih sering, tidak hanya ketika melakukan evaluasi kerja tahunan.
Ada banyak cara untuk membangun komunikasi dua arah, beberapa di antaranya baru saja kita bahas bersama. Mungkin Anda bisa memilih mana yang paling cocok untuk Anda, atau mengkombinasi beberapa strategi untuk mencapai komunikasi dua arah dengan lebih mudah, dengan hasil yang lebih baik. Selamat berkomunikasi!
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2005/0222/man01.htm

Membangun Komunikasi Efektif

Sebagai makluk sosial komunikasi merupakan hal yang paling dekat dengan kita. Apa sih sebenarnya komunikasi itu? Komunikasi dapat kita artikan sebagai berbagi pikiran, informasi dan intelijen. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan menyampaikan pesannya pada orang lain merupakan tujuan komunikasi. Lalu jika pesan yang kita maksudkan tersebut tidak sesuai dengan penangkapan lawan bicara kita, terjadilah mis-komunikasi, Nah, sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan, kelengkapan pesan, ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal.

Di era modern ini mungkin nampak sulit melihat seseorang berusaha menciptakan kesadaran komunikasi. Banyak di antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi kenyataanya komunikasi ini terus berlangsung, tak peduli siapa anda, jika anda tidak bisa berkomunikasi dengan semestinya maka tak seorangpun akan mendengarkan Anda. Jadi komunikasi merupakan sebuah asset penting sebagai tambahan untuk kepribadian Anda. Bagiamana membangun sebuah komunikasi efektif tersebut, berikut beberapa hal yang sebaiknya jadi pertimbangan untuk dikembangkan:
Kontak Mata

Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara Anda tak merasa diabaikan.
Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang;Mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran; Mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa Anda tertarik dengan bahan pembicaraan.

Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan meyakinkan dari Anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal. Sebagai contoh: menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan; mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan;Terlalu sering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik Anda saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.

Selera Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita semua berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun komunikasi kita.

Sumber : Kapan lagi.com

Thursday, January 3, 2008

Baterai Laptop Tahan 40 Jam

Bukan hal yang mustahil baterai lithium ion (Li-ion) dapat memasok energi hingga 40 jam. Sebab, baterai jenis ini sudah dapat ditingkatkan kemampuannya menyimpan energi hingga 10 kali lipat dari kemampuannya saat ini. Terobosan ini sangat menjanjikan mengingat baterai jenis ini banyak dipakai sebagai sumber energi pada ponsel, laptop atau alat elektronika portabel lainnya.
Kemampuan baterai menyimpan daya listrik dapat ditingkatkan dengan merekayasa elektroda positif (anoda) agar dapat menyimpan elektron semakin banyak. Sebab, bagian inilah yang paling bertanggung jawab menayimpan energi listrik.
Saat baterai disi ulang, ion-ion lithium yang bermuatan positif akan mengikat elektron-elektron dari aliran listrik lalu bergerak mengumpul di anoda. Sementara itu, saat baterai dipakai, ion-ion lithium akan melepaskan elektron-elektron yang diikatnya dan mengalir ke bagian elektroda negatif (katoda) melalui gel konduktif.
Bagian anoda umumnya terbuat dari grafit yang merupakan susunan atom-atom karbon. Untuk mengikat satu atom lithium diperlukan setidaknya enam atom karbon.
Silikon
Para peneliti di Universtas Stanford, AS menggantinya dengan silikon untuk meningkatkan kemampuan anoda mengikat lithium. Unsur tersebut lebih potensial karena satu atom silikon dapat mengikat empat lithium.
Namun, saat lapisan atom silikon murni digunakan pada anoda, ikatan lithium yang berdesakan terlalu banyak melemahkan silikon, menurunkan kekuatannya, dan memutus hubungan silikon dengan lapisan logam di atasnya yang menjadi sumbu elektroda.
Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti menyusun silikon dalam bentuk rambut-rambut halus. Dengan teknologi nano, rambut-rambut halus silikon tumbuh di permukaan lapisan stainless steel seperti pohon-pohon yang tumbuh di hutan. Struktur ini kemudian ditempelkan dengan logam yang menjadi sumbu elektroda.
Saat lithium berikatan, rambut-rambut silikon tetap mengembang, namun tidak lepas dari pangkalnya. Hasil pengamatan menunjukkan, rambut-rambut halus memanjang saat mengembang sehingga tidak mengganggu hubungan dengan logam yang menjadi sumbu elektroda.
"Anoda yang tersusun dari rambut-rambut halus silikon bekerja lebih baik," kata Yi Cui, ilmuwan material dari Universitas Stanford, AS, yang melaporkan penelitiannya dalam jurnal Nature Nanotechnology.
Alhasil anoda rambut-rambut silikon ini sanggup menyimpan listrik hingga 10 kali lipat anoda grafit. Meski demikian, untuk dapat memasok energi setara kemampuannya menyimpan masih dibutuhkan katoda yang juga sanggup mengikat 10 kali lipat lithium juga. Tunggu saja!

Sumber : Kompas Cyber Media /03/01/2008

Chit Chat