Thursday, January 24, 2008

Etika Online Bagi Penulis Online

Penjabaran tentang etika online tidak lepas dari pemahaman kita terhadap etika di dunia nyata, seperti etika profesi, etika jurnalistik dan etika kehumasan atau public relations.

Dibawah ini adalah beberapa hal yang patut dipahami dan dicermati bagi setiap insan penulis online. Sehingga diupayakan ada pemahaman yang terpisah antara penulis yang dalam arti yang sebenarnya dengan pencuri gagasan yang populer di dunia maya.
Sebagi penulis online setidak-tidaknya kita sudah memahami tentang adanya "netiket" atau etika online secara umum yang selama ini sering didiskusikan melalui berbagai forum online. Hal ini perlu kita cermati karena semakin banyaknya informasi yang dapat diperoleh oleh seorang pembaca dan pengunjung situs, akan membuat dirinya memilih informasi yang dianggapnya dapat dipercaya. Bukankah kita ingin agar mereka mengunjungi situs kita untuk mengetahui informasi yang telah kita susun dan siarkan? Lalu bagaimana bila ternyata tulisan kita dianggap tidak orisinil dan miskin gagasan baru? Akibatnya pembaca akan mencari sumber informasi lainnya tanpa pernah kembali ke situs kita.

Jangan Mencuri Hasil Karya Orang Lain (Plagiarism)
Sebagai penulis online, hendaknya kita memahami Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Menulis adalah pekerjaan yang tidak gampang. Bagaimana perasaan kita sebagai penulis bila seseorang menyalin mentah-mentah hasil karya tulisan kita dan menyebarkan ke publik sebagai hasil karyanya? Bila hal ini dilakukan, maka sama halnya dengan pencuri!
Bila ingin mendapatkan literatur ataupun referensi dari halaman situs lain, gunakan hyperlink. Hal ini sama dengan bila mengambil referensi di dunia nyata, yaitu selalu mencantumkan saduran maupun referensi dari sumber informasinya. Bila kuatir kehilangan halaman situs yang akan menjadi link, selalu upayakan memberikan informasi tentang penulis dan referensinya.

Keterbukaan
Selalu berniat untuk memberikan informasi tentang cara memperoleh informasi. Juga upayakan membuat alasan atau keterangan tertulis mengenai motivasi kita dalam menuliskan sebuah artikel atau gagasan. Apabila situs atau blog mendapatkan santunan dari sebuah institusi atau organisasi tertentu, alangkah baiknya hal ini disampaikan kepada pembaca. Pembaca berhak tahu tentang hal ini, dan tentunya keterbukaan tersebut membuat kredibilitas penulis online semakin diakui. Jangan sampai ada 'pesan dibalik pesan'.

Tidak Menerima Hadiah Dalam Bentuk Apapun
Penulis online sebaiknya menghindari konflik kepentingan dan keberpihakan. Menolak suatu pemberian berupa hadiah atau uang dari narasumber adalah salah satu caranya. Apabila narasumber memberikan referensi atau literatur untuk memperkuat informasi yang akan dituliskan, sesegera mungkin mengembalikannya kepada narasumber. Bila ternyata pemberiannya sebuah buku, alangkah baiknya buku tersebut didonasikan kepada sekolah atau perpustakaan umum. Apabila kita dibayar oleh sebuah perusahaan untuk menyebarkan informasi melalui sebuah situs, biarkan pembaca mengetahui bahwa kita memang disewa atau dibayar untuk menuliskan informasi tersebut. Lain halnya bila kita menulis tanpa memberikan nama asli (anonymous), paling tidak pembaca mengetahui latar belakang kita sebagai penulis yang membuat mereka dapat menilai kredibilitas kita.

Sampaikan Kebenaran Dengan Data Akurat
Jangan sekali-kali menuliskan sesuatu hanya bermodalkan perkataan dan atau opini orang saja. Sebuah pernyataan belum tentu memiliki kebenaran. Reportase kepada lebih dari satu orang akan menambah akurasi kebenaran informasi yang akan kita sampaikan. Sebaiknya hal tersebut diperkuat lagi dengan menyediakan data tertulis, misalnya bukti e-mail atau SMS dari narasumbernya. Hal ini dilakukan agar dipandang dari aspek hukum dapat dipertanggung jawabkan.

Berlaku Jujur
Kejujuran dalam menuliskan sesuatu adalah satu hal yang penting. Dengan demikian kita selalu menghormati pembaca situs kita. Jangan sampai terjadi pembaca meragukan kredibilitas kita sebagai penulis. Berikan informasi tentang latar belakang kita sebelum mereka menanyakannya.

Adil Terhadap Narasumber
Jangan pernah memperlihatkan kekuatan seorang jurnalis. Sebaiknya hindari niat untuk mengancam maupun menjelek-jelekkan seseorang atau organisasi untuk kepentingan tertentu. Sebaiknya selalu memiliki niat adil Berlaku adil terhadap narasumber lebih baik dibandingkan menerima pemberian hadiah dalam bentuk apapun dari narasumber tersebut.


*Disadur dari :
-Robert Niles pada Online Journalism Wikis
-The Weblog Handbook-Rebecca's pocket

No comments:

Chit Chat