Thursday, December 27, 2007

Membuat Radio Internet

Radio internet, radio online, atau sering disebut radio streaming, sudah menjadi kewajiban bagi radio-radio konvensional era sekarang jika tak ingin ketinggalan "kereta". Pembahasan kali ini memberikan tips dan trik untuk memiliki radio online yang bisa siaran langsung dan dapat didengar di seluruh dunia.
Internet datang, tak harus membuat radio tiarap. Hanya, persaingan radio akan semakin ketat. Kemudahan internet memungkinkan siapa pun, termasuk mereka yang belum punya radio konvensional, untuk bisa memiliki radio online dalam waktu sekejap dan biaya murah.
Radio konvensional bisa melirik peluang radio internet ini karena peluang ini tak sekadar memperluas pangsa pendengar, tetapi juga bisa memperluas segmen bisnis. Ruang iklan tak hanya melalui media udara, tetapi bisa ditawarkan versi website.
Di kota yang persaingan portal website-nya belum tinggi, radio daerah bisa menjadikan peluang untuk merebut positioning gerbang informasi di daerah. Karena itu, pembuatan website radio tak melulu bertujuan menyiarkan radio di internet, tetapi harus ada "udang di balik batu", yaitu tekad menjadikan diri sebagai portal web di daerah itu. Apalagi, jika pemerintah daerah belum memiliki website, peluang "merajai" daerah akan terbentang lebar.
Bisnis jejaring radio online sekaligus akan mengoptimalkan kepuasan pengiklan, pendengar, dan pembaca website. Berita tak hanya ditampilkan selintas di radio, tetapi terdokumentasi rapi di internet.
Untuk bahasan soal membuat portal web biaya murah, Kompas sudah menyajikannya di edisi sebelumnya. Kali ini hanya dibahas bagaimana membuat radio online secara murah.
Jangan dibayangkan, membuat radio internet itu membutuhkan biaya ratusan juta rupiah. Semua perlengkapan, terutama software, tersedia gratis. Karena itu, konsentrasi biaya hanya pada sewa server live streaming.
Di Indonesia, harga server masih mahal. Beberapa yang terdeteksi di mesin pencari yang menawarkan harga murah masih berkisar Rp 1,5 juta per bulan untuk co-location (titip server di tempat pengelola server).
Jika dana mepet, pilihannya server Amerika Serikat jenis VPS (virtual private server, seperti punya server sendiri mirip dedicated server dengan akses admin/root). Harga masih ratusan ribu hingga beberapa juta rupiah per bulan, tergantung dari ruang hardisk.
Jika masih mahal, cari server shared hosting, artinya dalam satu server akan dibagi beberapa pemakai. Shared hosting untuk streaming radio (bukan sekadar shared hosting biasa) berkisar beberapa juta rupiah per tahun. Shared hosting menggunakan kontrol panel bernama CPanel (www.cpanel.com) akan memudahkan instalasi SHOUTcast.
Server live streaming memang mahal karena menyiarkan radio di internet membutuhkan pipa data (bandwidth) lebar dan tak bisa dibatasi kontrol panel hosting. Pembatasan hanya bisa dilakukan dengan membatasi jumlah maksimal pendengar.
Memulai instalasi
Instalasi SHOUTcast di server Windows dan Unix sudah dijelaskan dalam dokumentasi www.shoutcast.com. Kali ini hanya dijelaskan instalasi SHOUTcast di server Linux dari komputer klien berbasis Windows.
Akan lebih mudah jika server yang digunakan ada fasilitas kontrol panel bernama CPanel. CPanel sudah menjadi software standar industri hosting dunia.
Harus diketahui di port berapa Anda mendapat kapling. Port SHOUTcast berkisar mulai dari 8000. Informasi port diperoleh dari admin server. Jika memiliki akses admin, Anda bisa menentukan sendiri di port berapa SHOUTcast akan dijalankan.
Instalasi server
1. Unduh file server SHOUTcast dari www.shoutcast.com/ download, klik "be a server", kemudian pilih file untuk Linux. Kemudian, ekstrak file menggunakan Winzip. Akan ada tiga file, yaitu README.TXT, sc_serv, dan sc_serv.conf. Bacalah file readme terlebih dulu.
Login ke CPanel, gunakan "File Manager" untuk upload file. Buat folder SHOUTcast (nama sembarang boleh) di luar folder publik (public_html atau www) agar aman. Kemudian, upload dua file, yaitu sc_serv dan sc_serv.conf, di dalam folder yang dibuat.
File sc_serv.conf digunakan untuk mengonfigurasi server. Buka file sc_serv.conf, setidaknya ubah tiga isian di dalamnya yaitu:
MaxUser=32
(Angka 32 ini default isian SHOUTcast, bisa diisi sesuai dengan yang disepakati dengan admin server)
Password=paswordku123
(Diisi password yang diinginkan, boleh diisi sembarang asal tidak mudah ditebak)
PortBase=8000
(Diisi sesuai kapling port yang diberikan admin server).
Simpan editan sc_serv.conf. Setelah itu, ubah izin akses file (permision) sc_serv dengan melakukan perintah "CHMOD" 755. Dari File Manager, bisa dilakukan dengan mengklik file sc_serv kemudian klik "Permission" di sisi kanan dan tentukan angkanya jadi 755. Simpan hasil perubahan.
Selanjutnya, pastikan Anda punya akses "shell" untuk jalankan SHOUTcast (jika Anda tak punya akses shell, berarti admin tak membolehkan Anda install sendiri). Buka software Putty. Jika belum punya Putty, download dari internet dengan mencari lewat Google.com, masukkan kata kunci "download putty".
Jalankan Putty, nanti akan ditanyakan IP address atau alamat website. Setelah memasukkan alamat web, misalnya tradiokutes.com (tanpa http://www), akan terbuka tampilan Putty. Masukkan "login as" dan "password" yang sama dengan username dan password akun CPanel.
Setelah sukses login, masuk ke folder SHOUTcast yang telah dibuat. Jika nama foldernya "shoutcast", gunakan perintah:
cd shoutcast
./sc_serv
(akan muncul tampilan instalasi)
Untuk menutup Putty tanpa " membunuh" SHOUTcast server, tekan Control+Z kemudian ketik huruf "bg", yang artinya server akan berjalan dalam mode background.
Untuk mendengarkan radio streaming, koneksi internet rumahan sudah lancar mengaksesnya layaknya radio konvensional. Ini berbeda dengan video streaming yang membutuhkan koneksi 3G untuk menikmatinya tanpa putus-putus.
Secara prinsip, software SHOUTcast bisa digunakan juga untuk video dan televisi.

No comments:

Chit Chat